Tibubeneng adalah nama sebuah desa di kecamatan Kuta Utara, kabupaten Badung. Kawasan ini juga cukup terpengaruh dengan adanya pariwisata, seperti terlihat adanya villa, resident, spa dan artshop. Kecamatan Kuta Utara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Badung, Bali, Indonesia. Luasnya adalah 33,86 km². Kecamatan ini mempunyai 6 kelurahan atau desa antara lain Kerobokan Klod, Kerobokan, Kerobokan Kaja, Tibubeneng, Canggu dan Dalung. Tibubeneng merupakan daerah subur penghasil padi yang dikelilingi oleh persawahan yang indah namun dalam lima tahun terakhir ini keadaan tersebut berubah dari persawahan menjadi salah satu kawasan industri pariwisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Keadaan seperti ini tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga dampak negatif. Dampak positifnya antara lain :
- Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Pendapatan masyarakat cenderung lebih tinggi daripada sebelumnya karena sebelumnya sebagian besar mata pencaharian penduduk tibubeneng adalah sebagai petani.
- Perekonomian pedesaan ditopang oleh pemilik villa yang berasal dari luar kawasan tibubeneng. Hal ini dapat dilihat dari sumbangsih pemilik owner pada saat pembangunan pura di desa tibubeneng.
- Desa Tibubeneng menjadi dikenal tidak hanya oleh masyarakat bali tetapi juga oleh masyarakat dunia.
Dampak negatifnya antara lain :
- Timbulnya sikap komersial dalam kehidupan bermasyarakat di tibubeneng.
- Berkurangnya lahan terbuka di desa tibubeneng karena banyaknya bangunan yang didirikan
- Banyaknya penduduk asing yang datang dari luar desa tibubeneng sehingga masyarakat lokal merasa terancam keberadaannya.
Desa Tibubeneng dibagi menjadi 3 subak yaitu, subak perancak, subak sari dan subak semat. Subak sari merupakan subak dimana kelompok kami melakukan penelitian. Di subak sari desa tibubeneng pada saat ini sudah banyak terdapat villa dan restoran, dimana keadaan ini sangat berbeda dari keadaan yang sebelumnya. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Canggu Deli yang merupakan kawasan subak sari. Canggu deli merupakan tempat yang ada di tibubeneng yang ramai dikunjungi oleh tamu domestik maupun tamu mancanegara baik untuk menikmati makanan maupun untuk menginap, salah satu karyawan yang kami wawancarai adalah I Wayan Ariawan yang berprofesi menjadi satpam di canggu deli. Pak wayan Ariawan hanya tamatan SMP dan sekarang bekerja di Villa dan merupakan penduduk asli tibubeneng.
Pak Wayan Ariawan mengatakan bahwa “ saya bekerja di canggu deli sebagai satpam dan saya orang asli dari sini (tibubeneng), saya tidak suka desa saya banyak ada villa karena akan mengancam hidup dan tempat tinggal saya, saya lebih suka sama desa saya yang dulu yang banyak ada sawah dan tidak banyak ditempati oleh bule-bule. Saya punya tanah di sini dekat dengan canggu deli tetapi saya tidak menjualnya karena tanah itu buat masa tua saya pada saat saya berhenti bekerja di canggu deli”
Beliau mengatakan awalnya sangat senang dan antusias bekerja di canggu delli tersebut karena pada saat itu profesi sebagai karyawan villa sangat menjanjikan bagi masa depannya tetapi seiring berjalannya waktu beliau menyadari bahwa pekerjaan yang sekarang digeluti tidak memberikan kepuasan bagi dirinya. Beruntungnya beliau belum menjual tanahnya yang berada di dekat canggu delli dan akan tetap mempertahankan tanah tersebut semampunya. Pak Wayan mengungkapkan bahwa beliau lebih senang dan nyaman kalau keadaan desa tibubeneng seperti dahulu yang banyak dikelilingi sawah dan bukan tibubeneng yang sekarang yang di penuhi oleh villa dan restoran. Pak wayan juga mengungkapkan bahwa beliau merasa terancam dengan banyaknya didirikan villa dan banyak penduduk asli tibubeneng yang menjual sawahnya kepada orang asing untuk di jadikan villa dan sebagainya. Ada kekhawatiran dalam diri pak wayan kalau kedepannya kawasan tibubeneng akan dipenuhi oleh orang asing dan orang local akan terancam keberadaannya.
0 komentar
Posting Komentar