Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 28 Juni 2009

MICHAEL JACKSON AND TOURISM (TRIBUTE TO JACKO)


Michael Jackson is one of the most popular star in musical industry all over the world. He creates so many wonderfull and unforgettable songs that hypnotize his fans all over the world. The action and creativity on the stage when he sing a song, the style and he really unique in all aspects of life. He always try to make the difference by doing some modifications in his style and new songs. His songs tell us about love, peace and humanity.Really respect of his music.

What can we take from Michael Jackson into the Tourism? The answer is a differentiation strategic to win the competition. Michael jackson always change in every decade, he changed his face, his style, coreography, and really hard work.

What shouldn't we take from Michael Jackson into Tourism? The answer is the negative brand immage make a bad positioning about michael (remember pedhopilia case).

Good Bye Jacko...World has lost one of the best tallented famous singer called Jacko The King of Pop..Rest in Peace Jacko, Your Songs will not ever die, life forever in heart of your fans.

Jumat, 19 Juni 2009

ALTERNATIVE TOURISM

1. Definisi pariwisata alternatif secara luas adalah sebagai bentuk pariwisata yang konsisten dengan nilai-nilai alam sosial dan nilai-nilai masyarakat serta memungkinkan bagi masyarakat lokal maupun wisatawan untuk menikmati interaksi yang positif dan wajar serta menikmati indahnya berbagai pengalaman (William RE & Valene LS, 1992:3).
Sejarah pariwisata alternatif (William RE & Valene LS), dimulai pada perjalanan bangsa yunani dan bangsa romawi dengan bermaksud untuk melakukan ziarah. Pada awalnya para musafir ini menumpang menginap pada rumah-rumah penduduk dengan fasilitas seadanya. Makin lama, makin ramai para musafir dengan berbagai macam tujuan perjalanan, yakni untuk ziarah, berdagang dan mengunjungi sanak saudara ditempat yang jauh. Sehingga perpindahan musafir-musafir ini membutuhkan banyak sarana dan prasarana perjalanan.
Pariwisata menjadi industri yang besar pada abad ke 19. Dictionnaire universale du XIXe siecle tahun 1876 (yang di kutip oleh Sigaux 1966: 7) mendefinisikan wisatawan sebagai “orang bepergian yang senang berpergian, berdasarkan rasa ingin tahu dan karena mereka tidak mempunyai kegiatan yang lebih baik untuk dilakukan” dan “bahkan untuk kesenangan dalam menyombongkan diri setelah itu”. Tetapi bentuk “alternatif” dari pariwisata yang berkembang di Eropa pada periode yang sama, seperti yang dilaporkan pada tahun 1985 dalam Special Issue: The Evolution of Tourism, dari Annals of Tourism Research. Yang dicatat pada article ini untuk “tramping” oleh anggota kelas pekerja Inggris yang “melakukan perjalanan Tramp sebagai ritual untuk menunjukan tingkat kedewasaan (Adler 1985: 339). Pada tahun 1990an ada perasaaan bahwa publik telah menjadi “lelah” dengan keramaian, kecapekan dari Jet Lag, sadar oleh bukti-bukti polusi, dan mencari sesuatu yang ”baru”. Inovatif tetapi dengan cepat meraih popularitas sebagai bentuk liburan “alternatif” pada dekade ini adalah walking tour (beberapa sangat mahal karena tingkat akomodasi dan jenis masakan yang disediakan), tur bersepeda, home dan farm stays, setidaknya di Amerika Serikat menunjukan peningkatan pada pariwisata domestik.
Sigaux (1996) mencatat sejarah pariwisata dari zaman Yunani awal sampai pada periode Perang Dunia II, dan ini bisa menunjukan pariwisata masal dan pariwisata “alternatif” lebih dari dua milenium. Pada zaman imperial Tivoli, beberapa mil keluar dari arah Roma menjadi tempat liburan yang terkenal yang menonjolkan taman dan air terjun. Pariwisata “rumah kedua” ini sudah ada sejak zaman Roma dimana ditunjukan boleh banyaknya vila dan spa yang dibangun di luar semua kota besar kerajaan.

2. Definisi pariwisata alternatif,dan mass tourism.
a. Definisi pariwisata alternatif menurut Dernoi:
Initially defined alternative tourism by accomodation in alternative tourism the client receives accomodation directly in, or the home of, the host with, eventually, other services and facilities affered there, (1988:253)
Pengertian pariwisata alternatif dilihat dari sisi akomodasi adalah wisatawan menerima dan menikmati pelayanan akomodasi bersama-sama dengan pelayanan lainnya dan fasilitas-fasilitas lainnya dalam sarana akomodasi tersebut.
Simply state, AT (Alternative tourism)/CBT (Community Based Tourism) is privately offered set of hospitality services, and features, extended to visitors, by individuals, families, or a local community. A prime aim of AT/CBT is to establish direct personal/cultural intercomunication and understanding between host and guest (Dernoi, 1988:89)
Secara sederhana, pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah secara menghusus menawarkan sekumpulan pelayanan hospitaliti (keramahtamahan) dan fitur-fitur yang diberikan kepada wisatawan oleh masyarakat perseorangan, keluarga, atau komunitas lokal. Tujuan utama pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah mendirikan sebuah komunikasi budaya secara langsung dan menjalin saling pengertian antara wisatawan(tamu) dan pihak penyelanggara (host/masyarakat)


b. Bagan Mass Tourism dengan Alernative Tourism


Nature Tourism or Ecotourism

TOURISM
Mass Tourism
(Conventional, Standard, Large Scale Tourism)
Alternative Tourism
Cultural
Educational
Scientific
Adventure
Agritourism
- Rural
- Ranch
- Farm
The Alternative Tourism (After Mieczkowski,1945 :459)

Nature Tourism or Ecotourism


Berdasarkan Mieczkowski (1945 : 459), Pariwisata dibedakan menjadi dua macam, yakni : Mass Tourism dan Alternative Tourism. Mass tourism bersifat konvensional, standar dan berskala besar. Alternative tourism terdiri dari 5 (lima) macam yakni : cultural tourism (pariwisata budaya), Educational tourism (pariwisata pendidikan), scientific tourism (pariwisata science), adventure tourism (pariwisata petualangan) dan agritourism ( pariwisata pertanian) yang kesemuanya merupakan Nature Tourism atau Ecotourism (pariwisata berwawasan lingkungan).
Bentuk yang lebih mengkhusus dari Pariwisata Alternatif menurut Mieczkowski (1995) adalah kebudayaan, pendidikan, pemelitian ilmiah, petualangan dan agrowisata di daerah pedesaan, peternakan dan pertanian.
Secara signifikan hal tersebut di atas saling melengkapi dengan Pariwisata Masal, tetapi perbedaan pokoknya adalah skala dan dampak yang ditimbulkannya. Keterkaitan lainnya antara beberapa tipe dari pariwisata alternatif itu sendiri, contohnya pariwisata budaya untuk memperluas pengetahuan dan ekowisata adalah sejalan dengan pariwisata berbasis alam. Kemudian Mieczkowski menemukan kesulitan dalam menentukan konteks daripada Pariwisata alternatif karena, walaupun mereka tidak bersentuhan langsung dengan Pariwisata Budaya, tapi saling bersinggungan dengan Pendidikan, Penelitian Ilmiah, dan Agrowisata.
Dengan demikian, Pariwisata Alam atau Ekowisata merupakan bagian atau turunan dari Pariwisata Alternatif.

c. Membandingkan paradigma mass tourism dan alternative tourism
The Concern of Mass Tourism and Alternative Paradigm (Ecotourism) Views
Mass Tourism
Alternative tourism
1. Management of evolutionary change survival of the fittest within a western rationalist approach based on exisiting economic principles
1. Radical change moving towards cooperative and community based approachs outside of the exisiting tourism industry
2. Maintaining social order, exisiting tourism system unquestioned
2. Transforming social system analysing structural conflics and contradictions and including nature in the equation
3. Greater efficiency of current tourism system, hence increased profitability
3. Creating more just and equitable systems that can step beyond the tourism system
4. Appearance of harmony, integraphis, and cohesion of social groups involved in the tourism process
4. Contradictions between social ideals and reality, attemps to demonstrate this and alternate it
5. Focus on ways to maintain cohesion and consensus
5. Ways to dismantre or change systems of domination
6. Solidarity
6. Emancipation
7. Identifying and meeting individual needs within exisiting social system
7. Current tourism systems incapable of equitablly meeting basic human needs
8. Focused on actuality, discovering and understanding what it is
8. Foccused on potentialyty: providing a vision what could be
Pariwisata Masal
Pariwisata Alternatif
Manajemen perubahan evolusi sebuah pendekatan aliran rasionalis Barat yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi
Perubahan yang radikal menuju kerjasama dan pendekatan berbasis masyarakat di luar industri pariwisata yang ada.
Memelihara tatanan sosial, system pariwisata yang ada tidak dihiraukan
Mengubah sistim sosial menganalisa konflik-konflik dan kontradiksi serta alam dalam persamaan, termasuk persamaan sifat
Efesieni lebih besar terhadap system pariwisata yang ada karena itu keuntungannya meningkat.
Berbuat lebih banyak dan sistem yang lebih pantas untuk meningkatkan system pariwisata yang ada
Tampak harmoni, integrasi dan perpaduan dari kelompok-kelompok sosial termasuk dalam proses kepariwisataan
Kontradiksi antara idealis sosial dengan kenyataan, namun ada usaha-usaha untuk mengurangi kontradiksi tersebut.
Fokus untuk cara-cara untuk memelihara hubungan dan persetujuan umum.
Cara-cara untuk mengubah system yang mendominasi
Solidaritas
Emansipasi
Identifikasi dan mempertemukan kebutuhan-kebutuhan individu diantara system sosial yang ada
Arus sistem pariwisata saat ini tidak mampu mempertemukan kebutuhan dasar manusia
Fokus pada hal yang nyata, menemukan dan memahami pariwisata
Fokus pada hal-hal yang mendasarm menyediakan suatu visi dari apa yang bisa


3. Klasifikasi dari pariwisata sebagai sebuah sinteis (Douglas G Pearce)
Klasifikasi dari pariwisata sebagai sintesis dapat di bagi menjadi hard dan soft tourism dimana dalam pengklasifikasian tersebut berdasarkan atas beberapa variabel.
Adapun beberapa variabel pertanyaan yang di gunakan dalam pengklasifikasian pariwisata dalam sebagai sintesis yaitu:
Konteks, Fasilitas, lokasi, pengembangan dan kepemilikan, proses pengembangan, pasar dan pemasaran, dampak dimana variable variable tersebut di tuangkan menjadi beberapa pertanyaan yakni:
Variabel pertayaan:
· What are the coutexts in which tourism has develop?
· What is being develop?
· Where is tourism being develop?
· Who are developers?
· How has the tourism develop?
· Who are tthe tourist?
· What impoets are generated?
Having devised some clasiffication or at least a set of variabels by which tourism can be systematically analyzed a number problem can be more ...

a. Dalam konteks apakah pariwisata di telah di kembangkan?
Pertimbangan dari karakteristik kontekstual atara lain: fisik, sosial, budaya, dan lingkungan ekonomi Sangatlah penting karena konteks tersebut akan mempengaruhi bagaimana pariwisata itu berkembang dan dampak yang di timbulkan dalam perkembangan pariwisata tersebut
b. Apa yang telah di kembangkan?
Pertanyan ini di kembangkan berdasarkanvariabel jenis dari fasilitas serta sektor atraksi atraksi sepertimisalnya di kembangkan secara alami atau buatan, untuk umum atau prifat, terbatas atau di sebar luaskan, dan seterusnya.
c. Dimana pariwisata di kembangakan?
Pariwisata dapat di kembangkan di daerah – daerah berpotensial seperti : Pesisir pantai, pegunungan, pedesaan.
d. Siapakah pengembangnya?
Pertanyan ini berhubungan dengan asal dan karakter dari pengembang ( public atau prifat, asing atau local, individual atau kerjasama)
e. Bagaiman pariwisata itu dikembangkan?
Cara bagaiman pariwisata itudi kembangkan dapat deskripsikan dalam konteks hubungan antar beberapa faktor yakni: ekonomi dan fisik, biaya dari pengembangan, perencanaan, proses , dan bentuk dari hasil pengembangan.
f. Siapakah pengunjungnya?
Pertanyan yang terkait dengan pengunjung ini terkait dengan karakteristik dan motif,bagaimana mereka melakukan perjalanan.
g. Apakah dampak yang di timbulkan?
Pertanyaan ini terkait dengan analisa dampak- dampak yang mungkin di timbulkan dari pengembangan suatu jenis pariwsata.

4. Implikasi dari pariwisata alternative terutama di pandang dari wisatawan dan sumberdaya terhadap komponen sosial, budaya dan ekonom.
a. Implikasi pariwisata alternatif di pandang dari wisatawan terhadap sosial, budaya, dan ekonomi.
Implikasi yang di timbulkan bisa negatif, positif, ataupun netral. Jumlah tingkah laku wisatawan yang datang dapat memberikan implikasi positif pada aspek sosial dan lingkungan namun dapat memberikan implikasi negative terhadap aspek ekonomi, namun demikian jumlah serta tingkah laku wisatawan dapat memberikan dampak sebaliknya dalam ketiga aspek tersebut.selain itu lokasi,waktu, kontak, serta kesamaan pengunjung juga dapat memberikan implikasi sosial, lingkungan serta ekonomi.
b. Implikasi pariwisata alternatif di pandang sumer daya terhadap komponen sosial,budaya dan ekonomi.
Sumber daya dapat memberikan implikasi positif, negatif serta netraldi masing masing aspek sosial, lingkungan serta ekonomi di lihat dari kerapuhan sumberdaya tersebut, keunikanya serta kapasitas dari sumber daya tersebut.

Minggu, 14 Juni 2009

ISU ISU PARIWISATA

Bali merupakan daerah tujuan wisata internasional, yang diminati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara (internasional). Di Bali sendiri ada banyak kawasan wisata dan obyek wisata yang sudah dikenal sejak dahulu kala (misalnya : Sanur, Kuta, Ubud, Tanah Lot, Pura Besakih, Tampak Siring dsb) maupun kawasan dan obyek wisata yang baru dikembangkan beberapa dekade belakangan ini ( misalnya : kawasan wisata Nusa Dua, Jimbaran, Jati Luwih, Yeh Panes, dsb).
Semakin diminati Pulau Bali oleh wisatawan, yang tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan yang cendrung meningkat dari tahun ke tahun, juga jumlah kamar hotel dan juga jumlah restaurant yang semakin bertambah, hal ini menunjukkan bahwa Pulau Bali semakin ‘ter-eksploitasi’ untuk kegiatan pariwisata. Suatu hal yang tidak mungkin hilang dalam kenyataan adalah konsep ‘rwa-bineda’, ‘jele-melah’, ‘baik-buruk’. Konsep ini juga berlaku bagi dunia pariwisata di Pulau Bali ini. Sisi baik yang diberikan oleh kegiatan pariwisata di Pulau Bali, jelas sudah dirasakan bersama oleh segenap masyarakat Pulau Bali, misalnya : Meningkatnya taraf hidup masyarakat, Pesatnya pembangunan, Pertukaran Budaya, Berkurangnya pengangguran. Sisi tidak baik yang disumbangkan oleh kegiatan pariwisata-pun tentunya tidak dapat dielakkan, seperti : pencemaran lingkungan (udara, sampah plastik, air, tanah, suara), lunturnya nilai-nilai luhur warisan budaya nenek moyang (komodifikasi budaya, hilangnya ke-‘bali’an orang bali) dan munculnya masalah sosial (judi, minuman keras, pelacuran dsb)
Yang perlu diperhatikan demi menjaga ke’ajegan’ Bali, tentunya adalah dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan pariwisata. Dengan mengamati dan mencermati fenomena-fenomena yang timbul, maka akan muncul kekhawatiran akan hancurnya Pulau Bali tercinta ini, jika kerusakan-kerusakan yang timbul tidak segera dibenahi. Paper ini bertujuan untuk mencermati isu-isu negatif yang timbul akibat aktivitas pariwisata. Untuk dapat mewakili, maka isu-isu tersebut digolongkan dalam lima kategori isu, yakni : (i) isu lingkungan, (ii) isu budaya , (iii) isu sosial, (iv) isu kesehatan dan (v) isu kemacetan lalu lintas. Kesemua isu ini diamati pada tiga objek wisata, yakni pada objek wisata (i) Kuta, (ii) Bedugul, meliputi danau buyan, bratan dan danau tamblingan, dan (iii) Sanur.
Kuta
Kuta merupakan objek wisata yang sudah dikenal sejak dahulu kala (mulai tahun 60an). Pantai Kuta yang indah dan akses yang sangat dekat dengan bandara internasional Ngurah Rai, menjadikannya sebagai ‘kampung wisatawan’. Kuta berada dalam wilayah Kabupaten Badung, sebagai penyumbang pendapatan asli daerah yang besar yang berasal dari kegiatan pariwisata.
Dampak positif pariwisata di Kuta sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Berdirinya hotel-hotel, restaurant, pasar seni, penukaran uang, hiburan malam tak pelak mengangkat status ekonomi penduduk asli kuta. Jika dahulu sekitar tahun 80-an penduduk Kuta kebanyakan hidup dari sektor kelautan (nelayan) dan peternakan dengan pendapatan yang minim, sekarang penduduk asli Kuta sebagian besar tidak perlu bekerja keras. Dengan modal tanah warisan yang dikelola dengan baik, penduduk asli kuta kebanyakan mengelola lahannya untuk pertokoan, rumah kos, hotel dan kegiatan bisnis yang berhubungan dengan pariwisata.
Dampak negatif pariwisata di Kuta tercermin pada isu-isu yang timbul, berasal dari observasi penulis pada objek wisata kuta, yakni :
a. Isu Lingkungan
Aberasi pantai (sepanjang pantai kuta), hal ini diduga penyebabnya adalah pemanasan global, kondisi ini tidak saja terjadi pada Pantai Kuta, melainkan juga seluruh pantai yang ada di Bali.
Sampah plastik (disepanjang trotoar dan selokan), hal ini diduga penyebabnya adalah kurang disiplinnya masyarakat kuta, juga wisatawan dalam membuang sampah plastik, juga belum sadarnya produsen-produsen untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik dan menggantinya dengan bahan-bahan lain yang lebih ramah lingkungan
Banjir, disebabkan kurang disiplinnya masyarakat dalam membuang sampah, masih ada yang membuang sampah ke got/selokan. Diduga penyebab lainnya adalah sistem drainase yang kurang baik.
b. Isu Budaya
Berkurangnya kesakralan upacara adat Bali (terutama di sepanjang pantai kuta). Pada saat melaksanakan upacara melasti, banyak wisatawan yang menggunakan bikini menyaksikan upacara, hal ini tentunya sangat kontras dengan masyarakat bali yang begitu khusuk melaksanakan upacara.
c. Isu Sosial
Prostitusi, merupakan pemenuhan kebutuhan biologis yang melanggar norma agama dan kesusilaan. Transaksi sering dilakukan di pusat-pusat hiburan malam, hotel-hotel bahkan di sepanjang jalan legian.
Narkoba
Free sex
d. Isu Kesehatan
Demam berdarah
Flu Babi (gerbang internasional)
e. Isu Kemacetan Lalu Lintas
Pada jam kerja
Upacara adat

Kamis, 11 Juni 2009

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MEMACU PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA


Pariwisata tidak dipungkiri lagi berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian di Bali. Dalam hal ini pariwisata menimbulkan multiflier effect bagi seluruh aktivitas ekonomi di Bali. Sebagai contoh : Pariwisata membutuhkan sarana akomodasi, restoran, bar dan fasilitas penunjang lainnya. Satu buah hotel yang didirikan akan menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu hotel membutuhkan berbagai supplier untuk memasok kebutuhan hotel. Tenaga kerja yang diserap hotel juga membutuhkan berbagai macam kebutuhan hidupnya, sehingga muncul berbagai macam pusat perbelanjaan, demikian seterusnya rantai ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas pariwisata sebagai akibat dari multilier effect tersebut.
TIK, sangat menunjang perkembangan pariwisata, dengan TIK maka informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan sangat cepat, efisien dan akurat yang mampu mereduce human error. Sebagai contoh alikasi TIK, yakni penggunaan software LIBICA, FIDELIO sebagai Program Piranti Lunak Hotel Information System. Dengan menggunakan software tersebut informasi mengenai kepastian pemesanan kamar, kepastian rekening tamu, informasi tamu yang akan datang ke hotel, tamu yang sedang tinggal di hotel dan tamu yang akan meninggalkan hotel. Informasi yang cepat, tepat dan akurat tersebut akan membuat tamu puas dan senang tinggal dihotel. Kepuasan tamu akan menyebabkan tamu akan kembali lagi untuk berlibur di Bali dan tinggal di hotel tersebut. Jika dikaitkan dengan tujuan berdirinya sebuah hotel, yakni : Profit through guest satisfaction, and get a repeat business through word of mouth communication, peranan TIK dirasakan sangat vital. Kondisi ini berlaku juga untuk perusahaan lainnya yang berperan sebagai entitas ekonomi (mengelola sumber daya yang ada untuk dapat ditukarkan kepada pasar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar/konsumen sehingga tercapai kepusan pasar/konsumen)

Dari sisi Ekonomi, yang berfungsi untuk mengelola seluruh sumber daya (man, material, money,machine, method, market) melalui fungsi manajemen (planning, organising, actuating, controlling dan evaluating) sehingga mampu menciptakan produk yang memiliki nilai/value yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen, peranan ekonomi dan pariwisata merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Mengacu pada definisi pariwisata : Suatu fenomena yang menyebabkan perpindahan orang dari satu tempat (tempat tinggalnya) ke tempat yang bukan tempat tinggalnya untuk kebutuhan bersenag-senang (leisure), tidak untuk mencari nafkah, menetap dan tidak untuk tujuan vokasional, dimana perpindahan ini membutuhkan berbagai sarana dan prasarana pariwisata. Pada poin ini, kebutuhan sarana dan prasarana pariwisata semestinya dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi, khususnya (Manajemen : Keuangan, pemasaran,sdm dan operasional) serta akuntansi.
Dengan manajemen keuangan, maka perusahaan-perusahaan dalam indusri pariwisata akan mampu mengelola usahanya dengan menggunakan alternative sumber-sumber pendanaan yang murah serta mampu menginvestasikannya pada sector yang menguntungkan.
Dengan manajemen pemasaran, maka perusahaan-perusahaan dalam industri pariwisata akan mampu mengelola usahanya dengan menciptakan produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar.
Dengan manajemen sumber daya manusia, maka perusahaan-perusahaan dalam industri pariwisata akan mampu mengelola sumber daya manusia, sebagai kunci sukses persaingan bisnis.
Dengan manajemen operasional, maka perusahaan-perusahaan dalam industri pariwisata akan mampu mengelola usahanya dengan memperhatikan konsep keberlanjutan (sustainability) melalui konsep CSR (Consumen Social Responsibility), menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang tidak mencemari lingkungan.

Rabu, 10 Juni 2009

KASONGAN - Sentra Industri Gerabah















Gerbang masuk daerah Kasongan (foto: ©2007 arie saksono)

Kasongan adalah nama sebuah desa yang terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping di Pedukuhan Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta.
Desa Kasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung. Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.

Dahulu, pembuatan gerabah di desa ini terbatas untuk peralatan keperluan rumah tangga, seperti kendi (wadah air minum), kendil (wadah untuk memasak), gentong (wadah air), anglo (kompor – tempat pembakaran dengan bahan bakar arang untuk memasak), dan sejenisnya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, sekarang ini pembuatan gerabah tidak hanya terbatas pada perabotan rumah tangga saja, namun juga barang-barang lain sejenis yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran.

Asal usul daerah Kasongan menjadi sentra industri gerabah

Pada masa penjajahan Belanda, salah satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut membuat warga ketakutan setengah mati. Karena takut akan hukuman, warga akhirnya melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun kemudian diakui oleh penduduk desa lain. Warga yang takut akhirnya berdiam diri di sekitar rumah mereka. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk mengisi hari, mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Mereka memanfaatkan tanah yang ada, kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang keperluan dapur atau mainan anak-anak. Berawal dari keseharian nenek moyang mereka itulah yang akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang yang memilih menjadi perajin keramik untuk perabot dapur dan mainan hingga kini.




































Kesibukan sehari-hari warga Kasongan (foto: ©2007 arie saksono)




























Proses pembakaran tradisional dengan bahan bakar sabut kelapa
(foto: ©2007 arie saksono)

Proses Pembuatan

Pada dasarnya proses pembuatan gerabah dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.

Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan, pembentukan bahan dengan menggunakan perbot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya proses finishing dengan menggunakan cat tembok atau cat genteng. Sebuah galeri di Kasongan biasanya merupakan usaha keluarga yang diwariskan secara turun temurun, mereka bekerja secara kolektif. Sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.

Keramik Desain Modern

Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak desain sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, ayam jago dan gajah.

Perkembangan zaman dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media telah membawa perubahan di Kasongan. Setelah kawasan Kasongan pertama kali diperkenalkan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dalam skala besar dikomersilkan oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya.

Kerajinan gerabah yang dijual di desa Kasongan bervariasi, mulai dari barang-barang unik ukuran kecil untuk souvenir (biasanya untuk souvenir pengantin), hiasan, pot untuk tanaman, interior (lampu hias, patung, furniture, etc), meja kursi, dan masih banyak lagi jenisnya.
Bahkan dalam perkembangannya, produk desa wisata ini juga bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya.

Hasil produksi gerabah Kasongan di masa sekarang sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi terbatas pada perabotan dapur saja (kendil, kuali, pengaron, dandang, dan lainnya) serta mainan anak-anak (alat bunyi-bunyian, katak, celengan). Di kawasan Kasongan akan terlihat galeri-galeri keramik di sepanjang jalan yang menjual berbagai barang hiasan dan souvenir. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot dan vas bunga yang berukuran besar, mencapai bahu orang dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang hiasan dekorasi serta souvenir perkawinan.




























Pengepakan kerajinan buatan warga Kasongan siap ekspor (foto: ©2007 arie saksono)

Salah satu produk yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin dalam posisi duduk berdampingan. Patung ini dikenal dengan nama Loro Blonyo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo berarti dirias melalui prosesi pemandian dan didandani.
Namun demikian makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan. Kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa keberuntungan dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah membawa pengaruh positif terhadap penjualan sepasang patung keramik ini.
































Contoh hasil kerajinan (foto: ©2007 arie saksono)

Wisatawan manca negara yang menyukai model patung Loro Blonyo, memesan khusus dengan berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, peragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai adat Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand, bahkan patung prajurit teracota dapat dijumpai di sini. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang terus diproduksi dengan beberapa bentuk dan model yang berbeda-beda.

Wisata Desa Kasongan

Di masa sekarang pengunjung dapat menjumpai berbagai produk kerajinan tangan selain gerabah. Pendatang yang membuka galeri di Kasongan turut mempengaruhi berkembangnya jenis usaha kerajinan di sini. Produk yang dijual masih termasuk kerajinan lokal seperti kerajinan kayu kelapa, kerajinan tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. Usaha kerajinan Kasongan berkembang mengikuti arus dan peluang yang ada. Namun demikian kerajinan gerabah tetap menjadi tonggak utama mata pencaharian warga setempat. Kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan motif yang modern bahkan artistik, dan berbagai kerajinan lainnya sebagai tambahan adalah daya tarik Kasongan hingga saat ini. Kasongan kini telah menjadi tempat wisata yang menarik dengan barang indah hasil keahlian penduduk setempat mengolah tanah liat.

©2007 arie saksono
Sumber : http://ariesaksono.wordpress.com

Ban Kempes dan Perempuan

Buat sobat bloger semua, aku punya pertanyaan nih ...
Bagi yang mau menjawab silahkan tulis di komentar aja ya ...

" Apa perbedaan Ban Kempes sama Perempuan "

Hayo siapa yang tau ...???

Jumat, 05 Juni 2009

Gajah Besar dan Kecil



Pada suatu hari di kebun binatang, Joko dan teman - temannya sedang berjalan - jalan melihat - lihat koleksi binatang yang ada di tempat itu. Hingga akhirnya mereka tiba di depan kandang gajah yang lumayan banyak gajahnya, ada yang besar dan ada yang kecil.
Tiba - tiba salah satu teman Joko nyeletuk bertanya pada yang lainnya...

Teman Joko : Hei... Kalian tau nggak gimana pawang gajah memisahkan kawanan gajah antara yang besar dan yang kecil??
Joko : Yang besar di ikat dulu trus yang kecilnya baru di pisahin...
Teman Joko : Salahh... Itu kelamaan, kan gajahnya banyak!!
Teman Lainnya menjawab...
Si A : Dibius dulu...??
Si B : Dipukuli aja kepalanya...??
Teman Joko : Salah semua... Yang bener ya Disaring/Diayak..!! Ha...ha...ha........

Kamis, 04 Juni 2009

Candi Pawon















Candi Pawon adalah nama sebuah candi. Candi Pawon dipugar tahun 1903. Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. J.G. de Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa Awu yang berarti abu, mendapat awalan pa dan akhiran an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kata pawon berarti dapur, akan tetapi De Casparis mengartikan perabuan. Penduduk setempat juga menyebutkan candi Pawon dengan nama Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata Sansekerta vajra = "halilintar" dan anala = "api".















Ukiran pohon Kalpataru di bagian frame tengah

Di dalam bilik candi ini sudah tidak ditemukan lagi arca sehingga sulit untuk mengidentifikasikannya lebih jauh. Suatu hal yang menarik dari Candi Pawon ini adalah ragam hiasnya. Dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari (mahluk setengah manusia setengah burung/berkepala manusia berbadan burung). Letak Candi Pawon ini berada di antara candi Mendut dan candi Borobudur, tepat berjarak 1750 meter dari candi Borobudur dan 1150 m dari Candi Mendut.

Sumber : Wikipedia

Pantai Parangtritis




























Parangtritis, adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta.Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup Krakal dan Pantai Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung - gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas parangtritis. Selain itu... ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. lokasi lain adalah pantai parang kusumo dimana di pantai tersebut terdapat tempat konon untuk pertemuan antara raja jogjakarta dengan ratu laut selatan. Pada hari-hari tertentu (biasa bulan suro) di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan) bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul. Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru Jawa (1 muharram/Suro). Di Parangtritis ada juga kereta kuda atau kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat.

Sumber : Wikipedia

Rabu, 03 Juni 2009

Belum Beruntung

Seorang Ibu menangis histeris karna anaknya menelan uang logam Rp.100;... Tapi setelah anaknya BAB, Ibu tersebut kaget karna uang yang ikut keluar bukan yang Rp.100; tapi malah uang logam Rp. 1000;
Karna penasaran, sang Ibu membersihkan uang tersebut dan menyuruh anaknya menelan kembali uang itu dan berharap nanti uang yang keluar bisa jadi 10x lipat seperti sebelumnya.
Pagi harinya disaat anak tersebut BAB, sang Ibu dengan sabar menunggu dan masih dengan harapan yang sama.
Tapi apa yang terjadi...?? Ternyata tidak ada uang yang keluar. Ibu itu hanya menemukan gulungan kertas kecil yang terselip diantara kotoran anaknya.
Dengan rasa penasaran Ibu itu membuka gulungan kertas tersebut.
Ternyata didalamnya ada tulisan. Dan setelah membacanya Ibu itu tergolek lemas.
Sebenarnya tulisannya sangat simpel... " MAAF... ANDA BELUM BERUNTUNG "

Mungkin Ibu tersebut berpikir kalau didalam perut anaknya ada mesin Jackpot kali ya??

Selasa, 02 Juni 2009

BOROBUDUR SUNRISE















Mengagumi kemegahan Borobudur di siang hari dan melihat detail setiap arca dan batu-batu berelief penyusunnya adalah sesuatu yang paling didambakan oleh jutaan orang dari berbagai negara. Namun, tak banyak orang yang menyadari bahwa Borobudur juga memiliki pemandangan unik lain, yaitu pemandangan matahari terbit yang indah dan menerpa tubuh stupa Sang Budha yang bersila di puncak candi yang berdiri sejak abad ke 9 ini.

Bila anda termasuk orang yang belum pernah menikmatinya, maka mencobanya untuk mewarnai datangnya kehidupan baru pada awal tahun tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Matahari yang terbit dengan sinar terang setidaknya bisa turut menyemangati anda menjalani kehidupan setahun ke depan, dan yang jelas bisa menjadi sebuah pengingat bahwa kebijaksanaan atau nirwana yang dilambangkan oleh puncak candi ini adalah tujuan utama hidup anda.

Untuk menikmati pemandangan matahari terbit itu, sejak sore hari anda bisa menginap di Hotel Manohara, satu-satunya hotel yang berada di kompleks Candi Borobudur. Atau, anda bisa juga mengikuti paket tur Borobudur Sunrise yang ditawarkan oleh beberapa agen tur. Tanpa itu, anda bahkan tak akan bisa masuk ke kompleks candi dan sunrise pun terlewatkan, sebab pintu gerbang masuk kawasan objek wisata ini baru dibuka sekitar pukul 7.30 WIB.

Bila menginap di Manohara, sebenarnya anda bisa berangkat naik ke Borobudur pada jam berapa pun untuk menikmati sunrise. Namun, pengelola hotel dan beberapa agen tur biasanya akan memberangkatkan anda pukul 3.30 pagi sehingga dapat berjalan santai dan tidak menunggu sunrise terlalu lama. Pemandangan sunrise sendiri biasanya akan bisa dinikmati sekitar pukul 5.00 pagi. Sebaiknya anda membawa jaket untuk mengalahkan hawa dingin dan bila perlu membawa senter untuk penerangan.

Begitu langit di timur tampak mulai terang, anda bisa bersiap untuk melihat gerak gerik matahari memunculkan diri. Sedikit saja sinar kuning kemerahan muncul, itu berarti saat fajar telah tiba di puncak Borobudur yang melambangkan nirwana ini. Sebuah keunikan ketika anda melihat sunrise di Borobudur adalah bahwa matahari seolah datang dari celah antara dua gunung, yaitu Merapi yang menjadi salah satu gunung teraktif di dunia dan Merbabu yang sering disebut kembarannya.

Saat Merapi tengah aktif mengeluarkan lava pijarnya dan kabut tak menutupi, anda bisa melihat guguran lava pijar yang menuju hulu Kali Krasak. Warna lava pijar yang merah membara akan tampak sangat terang, menjadi kontras dengan warna langit yang masih gelap. Januari 2006 lalu, puluhan wisatawan menikmati pemandangan ini dan di tengah aktivitas Merapi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, anda tentu berpeluang untuk menikmatinya juga.

Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah desa-desa sekitar Borobudur yang akan tampak bila anda menatap ke bawah. Di desa-desa sekitar itulah, hingga kini pertanian dan kesenian tetap berkembang, setidaknya bisa membantu anda membayangkan kondisi desa sekitar saat candi ini didirikan. Bila kabut tebal sedang menyelimuti, anda masih bisa melihat pepohonan tinggi berwarna hijau yang muncul dari permukaan kabut.

Setiap gerak gerik matahari dapat direkam dari seberapa terang berkas sinar yang menerpa stupa Sang Budha. Kian tinggi matahari, stupa Sang Budha pun semakin terlihat terang, mengubah warna yang semula terlihat hitam menjadi abu-abu cerah. Bila memiliki kamera yang cukup bagus merekam gambar, anda bisa mengabadikan momen saat seberkas sinar matahari menerpa stupa Sang Budha dan membuat satu bagian stupa tersebut lebih terang dari bagian lain.

Saat panas matahari mulai menyengat, itulah saatnya anda mesti turun candi. Namun, jangan khawatir, anda masih bisa mengelilingi desa-desa sekitar Borobudur yang semula hanya bisa dilihat dari atas. Beberapa desa kini ditetapkan sebagai desa wisata. Anda bisa menyaksikan kesibukan penduduk bertani, membuat tembikar, memahat patung dan berbagai aktivitas lainnya. Kehadiran anda di desa itu setidaknya bisa memberi harapan bagi para penduduk yang kini kian sulit menjalani hidup.

Artikel ini dari website http://www.yogyes.com

Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2006 YogYES.COM
HOTEL MANOHARA
Borobudur Temple Tourism Complex
Magelang, Central Java, Indonesia
Phone: +62 293 788131, +62 293 788680
Fax: +62 293 788679
Shortcut URL:
http://www.yogyes.com/manohara

Senin, 01 Juni 2009

PRAMBANAN, Candi Hindu Tercantik Didunia















Foto Candi Prambanan Malam Hari

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.



















Prambanan Tempo Doeloe

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.













Kemegahan Candi Prambanan

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.















Sunset Di Candi Prambanan

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.

Sumber : www.yogyes.com
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo: PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu-Boko
Peta & Artistik: Sutrisno