Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 20 Oktober 2008

LOMBA LARI BERASTAGI 10 K THN 2008

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo akan menyelenggarakan Promosi Pariwisata Daerah berupa Event Lomba Lari Berastagi 10 K dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia tahun 2008.


Hari Pariwisata Dunia diperingati setiap tanggal 27 September, namun berhubung tanggal 27 September 2008 masih dalam suasana Puasa, peringatan Hari Pariwisata Dunia di Kabupaten Karo dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2008 dalam bentuk kegiatan Lomba Lari Berastagi 10 K. Kegiatan Lomba Lari Berastagi 10 K tahun 2008 mengambil titik Start di Obyek Wisata Tahura Bukit Barisan (Tongkoh) melalui rute Jaranguda dan Finish di Puncak Gundaling dengan jarak tempuh 10 Km.

Kegiatan ini memperlombakan ketangguhan pelari kelas umum Putra dan kelas umum Putri dengan total hadiah tunai Rp. 22.000.000,- (dua puluh dua juta rupiah) untuk 6 pemenang Putra dan 6 pemenang Putri serta 30 buah hadiah lucky draw senilai 17.500.000,-.



Perlombaan ini dilaksanakan terbuka (untuk semua pelari dalam dan luar Kabupaten Karo) dengan menggunakan aturan Lomba Lari Nasional (PASI) dengan beberapa penyesuaian berdasarkan keadaan lapangan.

Untuk mengikuti lomba ini, calon peserta mendaftarkan diri ke:

Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Karo
Jl. gundaling No. 1 Berastagi (Komplek Taman Mejuah-juah)
Tlp/Fax. 0628-91558 Email : pariwisatakaro@gmail.com

Data yang diperlukan untuk pendaftaran peserta :
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Alamat tempat tinggal

Pendaftaran peserta dilaksanakan tanggal 6 s/d 23 Oktober 2008.



Kepada peserta tidak dikenakan biaya pendaftaran, namun dikenakan biaya premi asuransi sebesar Rp. 500,-/peserta. Dan untuk peserta luar daerah panitia tidak menyiapkan biaya transportasi dan akomodasi, namun panitia dapat membantu mencarikan sarana akomodasi yang murah dan nyaman.

Minggu, 24 Agustus 2008

Berita Lomba Lari Kebut Gunung

Pemerintah Kabupaten Karo pada tanggal 24 Agustus 2008 menyelenggarakan Event Wisata Daerah Lomba Lari Kebut Gunung yang diikuti oleh 671 peserta terdiri dari 433 putra dan 238 putri yang keseluruhannya berasal dari Kabupaten Karo.


Event Lomba Lari Kebut Gunung Kabupaten Karo Tahun 2008 dilaksanakan dengan tujuan:
  1. Menanamkan rasa cinta Lingkungan, Alam dan Obyek Wisata kepada generasi muda
  2. Menjadikan masyarakat luas sebagai media promosi pariwisata Kabupaten Karo (Mouth to mouth promotion)
  3. Membina semangat petriotisme, nasionalisme dan sportifitas generasi muda.


Juara I, II dan III kategori Putra dan Putri untuk kegiatan ini diberikan kehormatan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Puncak Tertinggi Gunung Sibayak (2172 dpl)



Kegiatan ini memperebutkan Piala Bupati Karo dan Total Hadiah sebesar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) untuk 12 nomor pemenang yaitu:



Kategori Putra :
Juara I Nomor Peserta 213 Atas Nama Hiskia Sitepu (21 Tahun)
Juara II Nomor Peserta 530 Atas Nama Didik (17 Tahun)
Juara III Nomor Peserta 529 Atas Nama Jenda Mehuli (17 Tahun)
Harapan I Nomor Peserta 216 Atas Nama Aldi Romario (16 Tahun)
Harapan II Nomor Peserta 220 Atas Nama Ali Nasril (20 Tahun)
Harapan III Nomor Peserta 225 Atas Nama Edi Kalma (17 Tahun)

Kategori Putri :
Juara I Nomor Peserta 305 Atas Nama Emi Ruth Br. Ginting (16 Tahun)
Juara II Nomor Peserta 301 Atas Nama Nur Halimah (17 Tahun)
Juara III Nomor Peserta 307 Atas Nama Nur Ainun (16 Tahun)
Harapan I Nomor Peserta 304 Atas Nama Tetty Br. Tarigan (14 Tahun)
Harapan II Nomor Peserta 302 Atas Nama Romaidah (19 Tahun)
Harapan III Nomor Peserta 314 Atas Nama Dewi (12 Tahun)

Diantara peserta lomba ini, banyak diantaranya yang belum pernah melakukan pendakian gunung dan melihat langsung kawah gunung berapi aktif, oleh karena itu kegiatan Lomba Lari Kebut Gunung Kabupaten Karo tahun 2008 juga dimanfaatkan untuk mengenal lebih dekat Gunung Berapi Sibayak yang masih aktif.



Kegiatan Lomba Lari Kebut Gunung Kabupaten Karo dengan rute yang sama akan dilaksanakan setiap tahun pada Bulan Agustus.

Senin, 21 Juli 2008

Event Wisata Kabupaten Karo 2008

Tahun 2008 telah ditetapkan sebagai Tahun Kunjungan Indonesia (Visit Indonesia 2008) oleh Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia. Dengan penetapan Visit Indonesia 2008 tersebut diharapkan semua daerah memberikan dukungan dalam bentuk intensifikasi promosi dan peningkatan mutu pelayanan wisata dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata mancanegara ke daerahnya.


Menyikapi program tersebut, Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Karo dalam tahun 2008 menyelenggarakan 3 Event Wisata Daerah yaitu:


  • Lomba Lari Lintas Alam 2008 yang dilaksanakan pada 12 Juli 2008
  • Lomba Kebut Gunung akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2008
  • Berastagi 10 K akan dilaksanakan pada Oktober 2008
Selain itu Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya kabupaten Karo juga mengikuti beberapa event pariwisata yang dilaksanakan di luar daerah yaitu:
  • PRSU pada Maret - April 2008

  • Pesta Danau Toba pada Juli 2008
  • Medan Expo / Medan Fair pada September 2008
  • Pentas Seni Budaya di Taman Mini - Jakarta pada November 2008
Dengan penyelenggaraan Event Promosi Daerah dan pelaksanaan Promosi di luar daerah diharapka mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke Daerah ini.

Rabu, 02 Juli 2008

KunjunganWalikota Zundert Ke Kabupaten Karo



Kabupaten Karo pada tanggal 4 sampai 7 Juli 2008 mendapat kunjungan tamu dari Negeri Belanda yaitu rombongan Walikota Zundert berjumlah 7 orang termasuk 3 orang diantaranya adalah pengusaha sukses di Negeri Belanda dibidang Pertanian, Peternakan, Industri dan Pariwisata.

Rombongan ini melakukan kunjungan persahabatan ke Kabupaten Karo selama 4 hari dalam rangka tindaklanjut kerjasama antar kota kembar Karo-Zundert. Kerangka kerjasama kota kembar ini telah dimulai sejak tahun 2007 dalam kunjungan Bupati Karo Drs. DD. Sinulingga ke Kota Zundert negeri Belanda.

Dalam kunjungan Walikota Zundert ke Kabupaten Karo ini, Pemerintah Kabupaten Karo akan melakukan penawaran kerjasama bisnis di berbagai bidang seperti Pertanian, Iptek, Pariwisata dan Industri dalam bentuk kerjasama investasi dan bagi hasil. Dibidang Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Karo dan Pemerintah Kota Zundert sepakat melakukan kerjasama yang saling menguntungkan yang dituangkan dalam Action Plan yaitu:
1. Promosi pariwisata yang saling menguntungkan
2. Fasilitasi terjadinya kerjasama bisnis antar pebisnis kedua daerah
3. Kerjasama investasi dan pengelolaan sarana dan fasilitas pariwisata.

Selama kunjungannya di Kabupaten Karo, rombongan Walikota Zundert melakukan peninjauan ke berbagai tempat yang dianggap memiliki potensi pengembangan dan potensi Investasi yang sangat baik diantaranya: Obyek Wisata, Kawasan Pertanian dan Peternakan, Potensi Pertambangan (Cadangan Dolomit dan Marmer), Industri dll.



Potensi Investasi di Obyek Wisata

Pemerintah Kabupaten Karo memiliki beberapa Obyek Wisata yang memiliki peluang ivestasi pembangunan dan pengelolaan fasilitas permainan yaitu:
  • Air Terjun Sipiso-piso
  • Lau Kawar (Danau dan Camping Ground)
  • Gundaling
  • Taman Mejuah-juah Berastagi
  • Uruk Tuhan

Untuk jenis fasilitas permainan yang akan dibangun sebaiknya ditentukan setelah melakukan peninjauan langsung oleh tenaga ahli atau calon investor.

Untuk investasi ini, Pemerintah Kabupaten Karo menawarkan bentuk kerjasama bagi hasil yang proporsinya ditetapkan melalui kesepakatan bersama.

Senin, 16 Juni 2008

POTENSI PARIWISATA KARO

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 km2 atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2050’-3019’ Lintang Utara dan 97055’-98038’ Bujur Timur. Kabupaten Karo berbatasan dengan :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi NAD)

Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil produk pertanian dan juga sebagai Daerah Tujuan Wisata di Indonesia dengan Kota Berastagi sebagai pusat Kepariwisataan berjarak 66 Km dari Kota Medan (Bandara Polonia Medan) dan 11 Km dari Kota Kabanjahe sebagai Pusat Pemerintahan.






Potensi Obyek Wisata Kabupaten Karo :

  • Obyek Wisata Alam : Alam Pegunungan, Hutan Raya, Air Terjun. Danau, Air Panas Alama dan Gua.
  • Obyek wisata Budaya : Rumah Tradisional Karo, Kesenian Budaya Tradisional Karo, Upacara Ritual dan Pesta Tahunan.
  • Obyek wisata peninggalan Sejarah : Museum Karo Lingga, Peninggalan Meriam Putri Hijau, Peninggalan Bangunan Arsitektur Zaman Belanda
  • Agro Wisata : Perkebunan Jeruk, tanaman bunga bungaan dan sayur sayuran

Kota Berastagi sebagai pusat Kepariwisataan Karo memiliki aksesibilitas sangat baik, wisatawan dapat mengunjunginya menggunakan bus ukuran besar. Kota Berastagi juga memiliki sarana akomodasi dan restoran yang sangat memadai dan fasilitas umum seperti station bus, sarana komunikasi, sarana kesehatan, perbankan, Money Changer.

Berastagi juga terletak pada posisi strategis di jalan utama yang menghubungkan Kota Medan dengan Parapat (Simalungun) atau Taman Iman (Dairi), jadi kota ini juga merupakan pintu gerbang perjalanan wisata ke obyek wisata lainnya di Sumatera Utara.


2. OBYEK OBYEK WISATA

GUNUNG BERAPI SIBAYAK






Gunung Berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 M dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif magma dan pemandangan yang indah dan menawan.

Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Desa Jaranguda (1,5 Km dari berastagi) dan Desa Semangat Gunung (12 km dari Berastagi).

Untuk mendaki gunung ini melalui jalan setapak dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.

Gunung ini telah memiliki jalan aspal sampai ke puncaknya, saat ini kita dapat mencapai puncak gunung dengan kendaraan 4 WD sampai di Bukit Kapur dan melakukan pendakian ke puncak dengan waktu tempuh 30 menit.


GUNUNG BERAPI SINABUNG


Gunung Berapi Sinabung terdapat di Desa Kuta Gugung kecamatan Naman Teran memiliki ketinggian 2.417 meter dari permukaan laut.

Pendakian melewati belantara tropis dan tebing yang penuh dengan tantangan. Sepanjang jalan pendakian kita akan menemukan berbagai tumbuhan langka , pohon berumur ratusan tahun dan satwa liar yang masih hidup bebas tanpa gangguan manusia. Di puncak gunung terdapat hamparan untuk tempat berkemah, dari puncak gunung ini kita dapat memandang ke seluruh wilayah Kabupaten Karo bahkan sampai wilayah Dairi, Simalungun dan Langkat.

Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Obyek Wisata Lau Kawar dan Desa Mardingding

Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian Gunung Sinabung 30 km. Pendakian dari Desa Lau Kawar dan Desa Mardingding memakan waktu ± 4 jam




BUKIT GUNDALING







Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang rindang dan bunga bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda.

Dari Puncak Bukit Gundaling terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota Berastagi ke Bukit Gundaling ± 2 km dapat menggunakan bus ukuran besar.


AIR TERJUN SIPISO PISO






Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang sawah dan ladang. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 35 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

DANAU TOBA - TONGGING

Danau ini merupakan suatu keajiban karena berlokasi di atas dataran tinggi ± 800 m dari permukaan laut dan menduduki ranking ke dua sebagai danau terbesar didunia.

Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan air yang berwarna biru. Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km dapat menggunakan kendaraan bus ukuran sedang.


DANAU LAU KAWAR


Danau ini memiliki luas ± 20 ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu kayuan hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan seluas 3 ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan dari obyek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 27 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat yang melewati beberapa desa dan lahan pertanian.


LAU DEBUK DEBUK

Obyek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang. Pada waktu waktu tertentu ditemukan masyarakat mengadakan ritual seperti : Erpangir kulau (mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh roh jahat dan niat niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 10 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.


AIR PANAS SEMANGAT GUNUNG

Obyek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola secara profesional dalam bentuk kolam kolam renang yang suhunya berbeda beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal gatal dll. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 13 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.


TAHURA (TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN)

Obyek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas ± 8 ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai species kupu kupu langka. Di obyek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 5 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar.


GUA LIANG DAHAR

Gua Liang Dahar mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing masing 500 m2, 400 m2, 300 m2 serta ruang ukuran kecil lainnya. Didalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan diatas dinding guat terdapat sarang burung layang layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki ± 30 menit.


GUA LING LING GARA

Gua ini mempunyai keunikan alam, yang mana didalamnya terdapat kursi dan meja terbentuk dari proses alam. Pada masa lalu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat perlindungan para pemburu dari kejaran binatang liar. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 100 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar dan dari Desa Marding ding berjalan kaki 1 jam.


AIR TERJUN SIKULIKAP

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 m menghasilkan bunyi alam yang syahdu, dikelilingi hutan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadakala berteriak bersahut sahutan. Disekitar lokasi ini terdapat kupu kupuan berwarna warni. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 11 km, namun apabila langsung dari Kota Medan dapat singgah di jalan raya dengan berjalan kaki sejauh 800 m.


AIR TERJUN BELINGKING

Air terjun ini berbeda dengan air terjun lainnya, karena jatuhan airnya bertingkat tiga dengan ketinggian jatuh keseluruhan 100 m dan berlokasi dekat dengan perkampungan penduduk. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 45 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat.


OBYEK WISATA BUDAYA

DESA BUDAYA LINGGA. PECEREN, DOKAN

Di Desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dihuni oleh 8 Kepala Keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tentram. Bahan bangunan rumah tradisional inidari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu.

Ketiga desa budaya ini mudah dicapai Bus Pariwisata :

  • Desa Budaya Lingga 15 km dari Berastagi
  • Desa Budaya Dokan 23 km dari Berastagi
  • Desa Budaya Peceren 1 km dari Berastagi


ATRAKSI BUDAYA

GURO RURO ARON

Secara rutin setiap tahunnya dilaksanakan kegiatan kesenian tradisional Karo yaitu Guro Guro Aron yang dilaksanakan pada waktu turun ke ladang/sawah dan setelah panen di desa desa Kecamatan Simpang Empat, Munthe, Tiga Binanga, Juhar, Payung, Kuta Buluh, Tiga Panah, Lau Baleng yang tujuannya agar tanaman tumbuh dengan subur dan panen melimpah ruah serta bersilaturahmi antar keluarga. Guro guro aron merpakan atraksi gendang tradisional karo dan sepasang penyanyi dan penari 5 (lima) marga yang ada di Tanah Karo.


ERPANGIR KU LAU

Pada masa lalu Kebudayaan Erpangir Ku Lau merupakan kegiatan Sakral bagi masyarakat Suku Karo, yaitu mandi ke sungai dengan memberi sesajen agar kelak di kemudian hari diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Acara Erpangir Ku Lau samapi saat ini masih ada di beberapa tempat yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yag dibuat oleh roh roh jahat.


PERUMAH BEGU

Perumah Begu merupakan kegiatan budaya dimana seorang dukun mampu memanggil kembali roh roh leluhur ke dalam jiwa raganya. Hal ini dilaksanakan untuk berkomunikasi kembali guna mengetahui keadaan leluhur di alam baka dan sekaligus melepaskan rindu. Kegiatan ini masih ditemui di beberapa tempat secara isidentil.


PENINGGALAN SEJARAH PUNTUNGAN MERIAM PUTRI HIJAU

Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai magic dan setiap tahun dibersihkan serta diberi sesajen (upah) atau cibal cibal oleh masyarakat setempat. Jarak dari Kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 km dan ke Desa Seberaya 7 km. Untuk mengunjungi obyek wisata ini dapat menggunakan kendaraan ukuran besar dan transportasi bus umum.


2. PERAN SERTA PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA TERHADAP KEPARIWISATAAN KAB. KARO

Memasuki era globalisasi dan era Otonomi Daerah, tentunya Pemerintah Daerah dapat mengerahkan segala kekuatan dan keunggulan yang dimilikinya untuk dapat mensejahterakan rakyatnya, untuk itu dibutuhkan kesiapan dan kesigapan sumber daya manusia aparatur pemerintah dan masyarakat yang handal guna mengembangkan segala potensi yang ada.

Program Pembangunan Kab. Karo 2006 – 2010 menitik beratkan sektor Pariwisata sebagai sektor andalan sesudah Sektor Pertanian.

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo menyadari akan tantangan yang akan dihadapi, dituntut untuk lebih bekerja keras guna menggali dan mengembangan potensi pariwisata. Melalui visi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kab. Karo 2006 – 2010 “ TERWUJUDNYA KABUPATEN KARO SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA UTAMA, BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG BERLANDASKAN NILAI NILAI BUDAYA KARO “ kiranya bagi kami sebagai pedoman dalam pengembangan Kepariwisataan Kab. Karo.

Dalam memberhasilkan visi dan misi tersebut diatas, bukan semata mata dilaksanakan oleh aparatur pemerintah saja melainkan dituntut keterlibatan sektor swasta dan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan. Mengingat Pariwisata merupakan lintas sektoral yang artinya kegiatan pariwisata relatif dalam bentuk koordinasi dengan dinas terkait.

Keterlibatan sektor swasta pariwisata dan masyarakat dalam pembangunan merupakan kemitraan yang mutlak dilaksanakan.