1. Definisi pariwisata alternatif secara luas adalah sebagai bentuk pariwisata yang konsisten dengan nilai-nilai alam sosial dan nilai-nilai masyarakat serta memungkinkan bagi masyarakat lokal maupun wisatawan untuk menikmati interaksi yang positif dan wajar serta menikmati indahnya berbagai pengalaman (William RE & Valene LS, 1992:3).
Sejarah pariwisata alternatif (William RE & Valene LS), dimulai pada perjalanan bangsa yunani dan bangsa romawi dengan bermaksud untuk melakukan ziarah. Pada awalnya para musafir ini menumpang menginap pada rumah-rumah penduduk dengan fasilitas seadanya. Makin lama, makin ramai para musafir dengan berbagai macam tujuan perjalanan, yakni untuk ziarah, berdagang dan mengunjungi sanak saudara ditempat yang jauh. Sehingga perpindahan musafir-musafir ini membutuhkan banyak sarana dan prasarana perjalanan.
Pariwisata menjadi industri yang besar pada abad ke 19. Dictionnaire universale du XIXe siecle tahun 1876 (yang di kutip oleh Sigaux 1966: 7) mendefinisikan wisatawan sebagai “orang bepergian yang senang berpergian, berdasarkan rasa ingin tahu dan karena mereka tidak mempunyai kegiatan yang lebih baik untuk dilakukan” dan “bahkan untuk kesenangan dalam menyombongkan diri setelah itu”. Tetapi bentuk “alternatif” dari pariwisata yang berkembang di Eropa pada periode yang sama, seperti yang dilaporkan pada tahun 1985 dalam Special Issue: The Evolution of Tourism, dari Annals of Tourism Research. Yang dicatat pada article ini untuk “tramping” oleh anggota kelas pekerja Inggris yang “melakukan perjalanan Tramp sebagai ritual untuk menunjukan tingkat kedewasaan (Adler 1985: 339). Pada tahun 1990an ada perasaaan bahwa publik telah menjadi “lelah” dengan keramaian, kecapekan dari Jet Lag, sadar oleh bukti-bukti polusi, dan mencari sesuatu yang ”baru”. Inovatif tetapi dengan cepat meraih popularitas sebagai bentuk liburan “alternatif” pada dekade ini adalah walking tour (beberapa sangat mahal karena tingkat akomodasi dan jenis masakan yang disediakan), tur bersepeda, home dan farm stays, setidaknya di Amerika Serikat menunjukan peningkatan pada pariwisata domestik.
Sigaux (1996) mencatat sejarah pariwisata dari zaman Yunani awal sampai pada periode Perang Dunia II, dan ini bisa menunjukan pariwisata masal dan pariwisata “alternatif” lebih dari dua milenium. Pada zaman imperial Tivoli, beberapa mil keluar dari arah Roma menjadi tempat liburan yang terkenal yang menonjolkan taman dan air terjun. Pariwisata “rumah kedua” ini sudah ada sejak zaman Roma dimana ditunjukan boleh banyaknya vila dan spa yang dibangun di luar semua kota besar kerajaan.
2. Definisi pariwisata alternatif,dan mass tourism.
a. Definisi pariwisata alternatif menurut Dernoi:
Initially defined alternative tourism by accomodation in alternative tourism the client receives accomodation directly in, or the home of, the host with, eventually, other services and facilities affered there, (1988:253)
Pengertian pariwisata alternatif dilihat dari sisi akomodasi adalah wisatawan menerima dan menikmati pelayanan akomodasi bersama-sama dengan pelayanan lainnya dan fasilitas-fasilitas lainnya dalam sarana akomodasi tersebut.
Simply state, AT (Alternative tourism)/CBT (Community Based Tourism) is privately offered set of hospitality services, and features, extended to visitors, by individuals, families, or a local community. A prime aim of AT/CBT is to establish direct personal/cultural intercomunication and understanding between host and guest (Dernoi, 1988:89)
Secara sederhana, pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah secara menghusus menawarkan sekumpulan pelayanan hospitaliti (keramahtamahan) dan fitur-fitur yang diberikan kepada wisatawan oleh masyarakat perseorangan, keluarga, atau komunitas lokal. Tujuan utama pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah mendirikan sebuah komunikasi budaya secara langsung dan menjalin saling pengertian antara wisatawan(tamu) dan pihak penyelanggara (host/masyarakat)
b. Bagan Mass Tourism dengan Alernative Tourism
Nature Tourism or Ecotourism
TOURISM
Mass Tourism
(Conventional, Standard, Large Scale Tourism)
Alternative Tourism
Cultural
Educational
Scientific
Adventure
Agritourism
- Rural
- Ranch
- Farm
The Alternative Tourism (After Mieczkowski,1945 :459)
Nature Tourism or Ecotourism
Berdasarkan Mieczkowski (1945 : 459), Pariwisata dibedakan menjadi dua macam, yakni : Mass Tourism dan Alternative Tourism. Mass tourism bersifat konvensional, standar dan berskala besar. Alternative tourism terdiri dari 5 (lima) macam yakni : cultural tourism (pariwisata budaya), Educational tourism (pariwisata pendidikan), scientific tourism (pariwisata science), adventure tourism (pariwisata petualangan) dan agritourism ( pariwisata pertanian) yang kesemuanya merupakan Nature Tourism atau Ecotourism (pariwisata berwawasan lingkungan).
Bentuk yang lebih mengkhusus dari Pariwisata Alternatif menurut Mieczkowski (1995) adalah kebudayaan, pendidikan, pemelitian ilmiah, petualangan dan agrowisata di daerah pedesaan, peternakan dan pertanian.
Secara signifikan hal tersebut di atas saling melengkapi dengan Pariwisata Masal, tetapi perbedaan pokoknya adalah skala dan dampak yang ditimbulkannya. Keterkaitan lainnya antara beberapa tipe dari pariwisata alternatif itu sendiri, contohnya pariwisata budaya untuk memperluas pengetahuan dan ekowisata adalah sejalan dengan pariwisata berbasis alam. Kemudian Mieczkowski menemukan kesulitan dalam menentukan konteks daripada Pariwisata alternatif karena, walaupun mereka tidak bersentuhan langsung dengan Pariwisata Budaya, tapi saling bersinggungan dengan Pendidikan, Penelitian Ilmiah, dan Agrowisata.
Dengan demikian, Pariwisata Alam atau Ekowisata merupakan bagian atau turunan dari Pariwisata Alternatif.
c. Membandingkan paradigma mass tourism dan alternative tourism
The Concern of Mass Tourism and Alternative Paradigm (Ecotourism) Views
Mass Tourism
Alternative tourism
1. Management of evolutionary change survival of the fittest within a western rationalist approach based on exisiting economic principles
1. Radical change moving towards cooperative and community based approachs outside of the exisiting tourism industry
2. Maintaining social order, exisiting tourism system unquestioned
2. Transforming social system analysing structural conflics and contradictions and including nature in the equation
3. Greater efficiency of current tourism system, hence increased profitability
3. Creating more just and equitable systems that can step beyond the tourism system
4. Appearance of harmony, integraphis, and cohesion of social groups involved in the tourism process
4. Contradictions between social ideals and reality, attemps to demonstrate this and alternate it
5. Focus on ways to maintain cohesion and consensus
5. Ways to dismantre or change systems of domination
6. Solidarity
6. Emancipation
7. Identifying and meeting individual needs within exisiting social system
7. Current tourism systems incapable of equitablly meeting basic human needs
8. Focused on actuality, discovering and understanding what it is
8. Foccused on potentialyty: providing a vision what could be
Pariwisata Masal
Pariwisata Alternatif
Manajemen perubahan evolusi sebuah pendekatan aliran rasionalis Barat yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi
Perubahan yang radikal menuju kerjasama dan pendekatan berbasis masyarakat di luar industri pariwisata yang ada.
Memelihara tatanan sosial, system pariwisata yang ada tidak dihiraukan
Mengubah sistim sosial menganalisa konflik-konflik dan kontradiksi serta alam dalam persamaan, termasuk persamaan sifat
Efesieni lebih besar terhadap system pariwisata yang ada karena itu keuntungannya meningkat.
Berbuat lebih banyak dan sistem yang lebih pantas untuk meningkatkan system pariwisata yang ada
Tampak harmoni, integrasi dan perpaduan dari kelompok-kelompok sosial termasuk dalam proses kepariwisataan
Kontradiksi antara idealis sosial dengan kenyataan, namun ada usaha-usaha untuk mengurangi kontradiksi tersebut.
Fokus untuk cara-cara untuk memelihara hubungan dan persetujuan umum.
Cara-cara untuk mengubah system yang mendominasi
Solidaritas
Emansipasi
Identifikasi dan mempertemukan kebutuhan-kebutuhan individu diantara system sosial yang ada
Arus sistem pariwisata saat ini tidak mampu mempertemukan kebutuhan dasar manusia
Fokus pada hal yang nyata, menemukan dan memahami pariwisata
Fokus pada hal-hal yang mendasarm menyediakan suatu visi dari apa yang bisa
3. Klasifikasi dari pariwisata sebagai sebuah sinteis (Douglas G Pearce)
Klasifikasi dari pariwisata sebagai sintesis dapat di bagi menjadi hard dan soft tourism dimana dalam pengklasifikasian tersebut berdasarkan atas beberapa variabel.
Adapun beberapa variabel pertanyaan yang di gunakan dalam pengklasifikasian pariwisata dalam sebagai sintesis yaitu:
Konteks, Fasilitas, lokasi, pengembangan dan kepemilikan, proses pengembangan, pasar dan pemasaran, dampak dimana variable variable tersebut di tuangkan menjadi beberapa pertanyaan yakni:
Variabel pertayaan:
· What are the coutexts in which tourism has develop?
· What is being develop?
· Where is tourism being develop?
· Who are developers?
· How has the tourism develop?
· Who are tthe tourist?
· What impoets are generated?
Having devised some clasiffication or at least a set of variabels by which tourism can be systematically analyzed a number problem can be more ...
a. Dalam konteks apakah pariwisata di telah di kembangkan?
Pertimbangan dari karakteristik kontekstual atara lain: fisik, sosial, budaya, dan lingkungan ekonomi Sangatlah penting karena konteks tersebut akan mempengaruhi bagaimana pariwisata itu berkembang dan dampak yang di timbulkan dalam perkembangan pariwisata tersebut
b. Apa yang telah di kembangkan?
Pertanyan ini di kembangkan berdasarkanvariabel jenis dari fasilitas serta sektor atraksi atraksi sepertimisalnya di kembangkan secara alami atau buatan, untuk umum atau prifat, terbatas atau di sebar luaskan, dan seterusnya.
c. Dimana pariwisata di kembangakan?
Pariwisata dapat di kembangkan di daerah – daerah berpotensial seperti : Pesisir pantai, pegunungan, pedesaan.
d. Siapakah pengembangnya?
Pertanyan ini berhubungan dengan asal dan karakter dari pengembang ( public atau prifat, asing atau local, individual atau kerjasama)
e. Bagaiman pariwisata itu dikembangkan?
Cara bagaiman pariwisata itudi kembangkan dapat deskripsikan dalam konteks hubungan antar beberapa faktor yakni: ekonomi dan fisik, biaya dari pengembangan, perencanaan, proses , dan bentuk dari hasil pengembangan.
f. Siapakah pengunjungnya?
Pertanyan yang terkait dengan pengunjung ini terkait dengan karakteristik dan motif,bagaimana mereka melakukan perjalanan.
g. Apakah dampak yang di timbulkan?
Pertanyaan ini terkait dengan analisa dampak- dampak yang mungkin di timbulkan dari pengembangan suatu jenis pariwsata.
4. Implikasi dari pariwisata alternative terutama di pandang dari wisatawan dan sumberdaya terhadap komponen sosial, budaya dan ekonom.
a. Implikasi pariwisata alternatif di pandang dari wisatawan terhadap sosial, budaya, dan ekonomi.
Implikasi yang di timbulkan bisa negatif, positif, ataupun netral. Jumlah tingkah laku wisatawan yang datang dapat memberikan implikasi positif pada aspek sosial dan lingkungan namun dapat memberikan implikasi negative terhadap aspek ekonomi, namun demikian jumlah serta tingkah laku wisatawan dapat memberikan dampak sebaliknya dalam ketiga aspek tersebut.selain itu lokasi,waktu, kontak, serta kesamaan pengunjung juga dapat memberikan implikasi sosial, lingkungan serta ekonomi.
b. Implikasi pariwisata alternatif di pandang sumer daya terhadap komponen sosial,budaya dan ekonomi.
Sumber daya dapat memberikan implikasi positif, negatif serta netraldi masing masing aspek sosial, lingkungan serta ekonomi di lihat dari kerapuhan sumberdaya tersebut, keunikanya serta kapasitas dari sumber daya tersebut.
Sejarah pariwisata alternatif (William RE & Valene LS), dimulai pada perjalanan bangsa yunani dan bangsa romawi dengan bermaksud untuk melakukan ziarah. Pada awalnya para musafir ini menumpang menginap pada rumah-rumah penduduk dengan fasilitas seadanya. Makin lama, makin ramai para musafir dengan berbagai macam tujuan perjalanan, yakni untuk ziarah, berdagang dan mengunjungi sanak saudara ditempat yang jauh. Sehingga perpindahan musafir-musafir ini membutuhkan banyak sarana dan prasarana perjalanan.
Pariwisata menjadi industri yang besar pada abad ke 19. Dictionnaire universale du XIXe siecle tahun 1876 (yang di kutip oleh Sigaux 1966: 7) mendefinisikan wisatawan sebagai “orang bepergian yang senang berpergian, berdasarkan rasa ingin tahu dan karena mereka tidak mempunyai kegiatan yang lebih baik untuk dilakukan” dan “bahkan untuk kesenangan dalam menyombongkan diri setelah itu”. Tetapi bentuk “alternatif” dari pariwisata yang berkembang di Eropa pada periode yang sama, seperti yang dilaporkan pada tahun 1985 dalam Special Issue: The Evolution of Tourism, dari Annals of Tourism Research. Yang dicatat pada article ini untuk “tramping” oleh anggota kelas pekerja Inggris yang “melakukan perjalanan Tramp sebagai ritual untuk menunjukan tingkat kedewasaan (Adler 1985: 339). Pada tahun 1990an ada perasaaan bahwa publik telah menjadi “lelah” dengan keramaian, kecapekan dari Jet Lag, sadar oleh bukti-bukti polusi, dan mencari sesuatu yang ”baru”. Inovatif tetapi dengan cepat meraih popularitas sebagai bentuk liburan “alternatif” pada dekade ini adalah walking tour (beberapa sangat mahal karena tingkat akomodasi dan jenis masakan yang disediakan), tur bersepeda, home dan farm stays, setidaknya di Amerika Serikat menunjukan peningkatan pada pariwisata domestik.
Sigaux (1996) mencatat sejarah pariwisata dari zaman Yunani awal sampai pada periode Perang Dunia II, dan ini bisa menunjukan pariwisata masal dan pariwisata “alternatif” lebih dari dua milenium. Pada zaman imperial Tivoli, beberapa mil keluar dari arah Roma menjadi tempat liburan yang terkenal yang menonjolkan taman dan air terjun. Pariwisata “rumah kedua” ini sudah ada sejak zaman Roma dimana ditunjukan boleh banyaknya vila dan spa yang dibangun di luar semua kota besar kerajaan.
2. Definisi pariwisata alternatif,dan mass tourism.
a. Definisi pariwisata alternatif menurut Dernoi:
Initially defined alternative tourism by accomodation in alternative tourism the client receives accomodation directly in, or the home of, the host with, eventually, other services and facilities affered there, (1988:253)
Pengertian pariwisata alternatif dilihat dari sisi akomodasi adalah wisatawan menerima dan menikmati pelayanan akomodasi bersama-sama dengan pelayanan lainnya dan fasilitas-fasilitas lainnya dalam sarana akomodasi tersebut.
Simply state, AT (Alternative tourism)/CBT (Community Based Tourism) is privately offered set of hospitality services, and features, extended to visitors, by individuals, families, or a local community. A prime aim of AT/CBT is to establish direct personal/cultural intercomunication and understanding between host and guest (Dernoi, 1988:89)
Secara sederhana, pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah secara menghusus menawarkan sekumpulan pelayanan hospitaliti (keramahtamahan) dan fitur-fitur yang diberikan kepada wisatawan oleh masyarakat perseorangan, keluarga, atau komunitas lokal. Tujuan utama pariwisata alternatif / pariwisata berbasis komunitas adalah mendirikan sebuah komunikasi budaya secara langsung dan menjalin saling pengertian antara wisatawan(tamu) dan pihak penyelanggara (host/masyarakat)
b. Bagan Mass Tourism dengan Alernative Tourism
Nature Tourism or Ecotourism
TOURISM
Mass Tourism
(Conventional, Standard, Large Scale Tourism)
Alternative Tourism
Cultural
Educational
Scientific
Adventure
Agritourism
- Rural
- Ranch
- Farm
The Alternative Tourism (After Mieczkowski,1945 :459)
Nature Tourism or Ecotourism
Berdasarkan Mieczkowski (1945 : 459), Pariwisata dibedakan menjadi dua macam, yakni : Mass Tourism dan Alternative Tourism. Mass tourism bersifat konvensional, standar dan berskala besar. Alternative tourism terdiri dari 5 (lima) macam yakni : cultural tourism (pariwisata budaya), Educational tourism (pariwisata pendidikan), scientific tourism (pariwisata science), adventure tourism (pariwisata petualangan) dan agritourism ( pariwisata pertanian) yang kesemuanya merupakan Nature Tourism atau Ecotourism (pariwisata berwawasan lingkungan).
Bentuk yang lebih mengkhusus dari Pariwisata Alternatif menurut Mieczkowski (1995) adalah kebudayaan, pendidikan, pemelitian ilmiah, petualangan dan agrowisata di daerah pedesaan, peternakan dan pertanian.
Secara signifikan hal tersebut di atas saling melengkapi dengan Pariwisata Masal, tetapi perbedaan pokoknya adalah skala dan dampak yang ditimbulkannya. Keterkaitan lainnya antara beberapa tipe dari pariwisata alternatif itu sendiri, contohnya pariwisata budaya untuk memperluas pengetahuan dan ekowisata adalah sejalan dengan pariwisata berbasis alam. Kemudian Mieczkowski menemukan kesulitan dalam menentukan konteks daripada Pariwisata alternatif karena, walaupun mereka tidak bersentuhan langsung dengan Pariwisata Budaya, tapi saling bersinggungan dengan Pendidikan, Penelitian Ilmiah, dan Agrowisata.
Dengan demikian, Pariwisata Alam atau Ekowisata merupakan bagian atau turunan dari Pariwisata Alternatif.
c. Membandingkan paradigma mass tourism dan alternative tourism
The Concern of Mass Tourism and Alternative Paradigm (Ecotourism) Views
Mass Tourism
Alternative tourism
1. Management of evolutionary change survival of the fittest within a western rationalist approach based on exisiting economic principles
1. Radical change moving towards cooperative and community based approachs outside of the exisiting tourism industry
2. Maintaining social order, exisiting tourism system unquestioned
2. Transforming social system analysing structural conflics and contradictions and including nature in the equation
3. Greater efficiency of current tourism system, hence increased profitability
3. Creating more just and equitable systems that can step beyond the tourism system
4. Appearance of harmony, integraphis, and cohesion of social groups involved in the tourism process
4. Contradictions between social ideals and reality, attemps to demonstrate this and alternate it
5. Focus on ways to maintain cohesion and consensus
5. Ways to dismantre or change systems of domination
6. Solidarity
6. Emancipation
7. Identifying and meeting individual needs within exisiting social system
7. Current tourism systems incapable of equitablly meeting basic human needs
8. Focused on actuality, discovering and understanding what it is
8. Foccused on potentialyty: providing a vision what could be
Pariwisata Masal
Pariwisata Alternatif
Manajemen perubahan evolusi sebuah pendekatan aliran rasionalis Barat yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi
Perubahan yang radikal menuju kerjasama dan pendekatan berbasis masyarakat di luar industri pariwisata yang ada.
Memelihara tatanan sosial, system pariwisata yang ada tidak dihiraukan
Mengubah sistim sosial menganalisa konflik-konflik dan kontradiksi serta alam dalam persamaan, termasuk persamaan sifat
Efesieni lebih besar terhadap system pariwisata yang ada karena itu keuntungannya meningkat.
Berbuat lebih banyak dan sistem yang lebih pantas untuk meningkatkan system pariwisata yang ada
Tampak harmoni, integrasi dan perpaduan dari kelompok-kelompok sosial termasuk dalam proses kepariwisataan
Kontradiksi antara idealis sosial dengan kenyataan, namun ada usaha-usaha untuk mengurangi kontradiksi tersebut.
Fokus untuk cara-cara untuk memelihara hubungan dan persetujuan umum.
Cara-cara untuk mengubah system yang mendominasi
Solidaritas
Emansipasi
Identifikasi dan mempertemukan kebutuhan-kebutuhan individu diantara system sosial yang ada
Arus sistem pariwisata saat ini tidak mampu mempertemukan kebutuhan dasar manusia
Fokus pada hal yang nyata, menemukan dan memahami pariwisata
Fokus pada hal-hal yang mendasarm menyediakan suatu visi dari apa yang bisa
3. Klasifikasi dari pariwisata sebagai sebuah sinteis (Douglas G Pearce)
Klasifikasi dari pariwisata sebagai sintesis dapat di bagi menjadi hard dan soft tourism dimana dalam pengklasifikasian tersebut berdasarkan atas beberapa variabel.
Adapun beberapa variabel pertanyaan yang di gunakan dalam pengklasifikasian pariwisata dalam sebagai sintesis yaitu:
Konteks, Fasilitas, lokasi, pengembangan dan kepemilikan, proses pengembangan, pasar dan pemasaran, dampak dimana variable variable tersebut di tuangkan menjadi beberapa pertanyaan yakni:
Variabel pertayaan:
· What are the coutexts in which tourism has develop?
· What is being develop?
· Where is tourism being develop?
· Who are developers?
· How has the tourism develop?
· Who are tthe tourist?
· What impoets are generated?
Having devised some clasiffication or at least a set of variabels by which tourism can be systematically analyzed a number problem can be more ...
a. Dalam konteks apakah pariwisata di telah di kembangkan?
Pertimbangan dari karakteristik kontekstual atara lain: fisik, sosial, budaya, dan lingkungan ekonomi Sangatlah penting karena konteks tersebut akan mempengaruhi bagaimana pariwisata itu berkembang dan dampak yang di timbulkan dalam perkembangan pariwisata tersebut
b. Apa yang telah di kembangkan?
Pertanyan ini di kembangkan berdasarkanvariabel jenis dari fasilitas serta sektor atraksi atraksi sepertimisalnya di kembangkan secara alami atau buatan, untuk umum atau prifat, terbatas atau di sebar luaskan, dan seterusnya.
c. Dimana pariwisata di kembangakan?
Pariwisata dapat di kembangkan di daerah – daerah berpotensial seperti : Pesisir pantai, pegunungan, pedesaan.
d. Siapakah pengembangnya?
Pertanyan ini berhubungan dengan asal dan karakter dari pengembang ( public atau prifat, asing atau local, individual atau kerjasama)
e. Bagaiman pariwisata itu dikembangkan?
Cara bagaiman pariwisata itudi kembangkan dapat deskripsikan dalam konteks hubungan antar beberapa faktor yakni: ekonomi dan fisik, biaya dari pengembangan, perencanaan, proses , dan bentuk dari hasil pengembangan.
f. Siapakah pengunjungnya?
Pertanyan yang terkait dengan pengunjung ini terkait dengan karakteristik dan motif,bagaimana mereka melakukan perjalanan.
g. Apakah dampak yang di timbulkan?
Pertanyaan ini terkait dengan analisa dampak- dampak yang mungkin di timbulkan dari pengembangan suatu jenis pariwsata.
4. Implikasi dari pariwisata alternative terutama di pandang dari wisatawan dan sumberdaya terhadap komponen sosial, budaya dan ekonom.
a. Implikasi pariwisata alternatif di pandang dari wisatawan terhadap sosial, budaya, dan ekonomi.
Implikasi yang di timbulkan bisa negatif, positif, ataupun netral. Jumlah tingkah laku wisatawan yang datang dapat memberikan implikasi positif pada aspek sosial dan lingkungan namun dapat memberikan implikasi negative terhadap aspek ekonomi, namun demikian jumlah serta tingkah laku wisatawan dapat memberikan dampak sebaliknya dalam ketiga aspek tersebut.selain itu lokasi,waktu, kontak, serta kesamaan pengunjung juga dapat memberikan implikasi sosial, lingkungan serta ekonomi.
b. Implikasi pariwisata alternatif di pandang sumer daya terhadap komponen sosial,budaya dan ekonomi.
Sumber daya dapat memberikan implikasi positif, negatif serta netraldi masing masing aspek sosial, lingkungan serta ekonomi di lihat dari kerapuhan sumberdaya tersebut, keunikanya serta kapasitas dari sumber daya tersebut.
0 komentar
Posting Komentar