Selasa, 02 Juni 2009
BOROBUDUR SUNRISE
Mengagumi kemegahan Borobudur di siang hari dan melihat detail setiap arca dan batu-batu berelief penyusunnya adalah sesuatu yang paling didambakan oleh jutaan orang dari berbagai negara. Namun, tak banyak orang yang menyadari bahwa Borobudur juga memiliki pemandangan unik lain, yaitu pemandangan matahari terbit yang indah dan menerpa tubuh stupa Sang Budha yang bersila di puncak candi yang berdiri sejak abad ke 9 ini.
Bila anda termasuk orang yang belum pernah menikmatinya, maka mencobanya untuk mewarnai datangnya kehidupan baru pada awal tahun tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Matahari yang terbit dengan sinar terang setidaknya bisa turut menyemangati anda menjalani kehidupan setahun ke depan, dan yang jelas bisa menjadi sebuah pengingat bahwa kebijaksanaan atau nirwana yang dilambangkan oleh puncak candi ini adalah tujuan utama hidup anda.
Untuk menikmati pemandangan matahari terbit itu, sejak sore hari anda bisa menginap di Hotel Manohara, satu-satunya hotel yang berada di kompleks Candi Borobudur. Atau, anda bisa juga mengikuti paket tur Borobudur Sunrise yang ditawarkan oleh beberapa agen tur. Tanpa itu, anda bahkan tak akan bisa masuk ke kompleks candi dan sunrise pun terlewatkan, sebab pintu gerbang masuk kawasan objek wisata ini baru dibuka sekitar pukul 7.30 WIB.
Bila menginap di Manohara, sebenarnya anda bisa berangkat naik ke Borobudur pada jam berapa pun untuk menikmati sunrise. Namun, pengelola hotel dan beberapa agen tur biasanya akan memberangkatkan anda pukul 3.30 pagi sehingga dapat berjalan santai dan tidak menunggu sunrise terlalu lama. Pemandangan sunrise sendiri biasanya akan bisa dinikmati sekitar pukul 5.00 pagi. Sebaiknya anda membawa jaket untuk mengalahkan hawa dingin dan bila perlu membawa senter untuk penerangan.
Begitu langit di timur tampak mulai terang, anda bisa bersiap untuk melihat gerak gerik matahari memunculkan diri. Sedikit saja sinar kuning kemerahan muncul, itu berarti saat fajar telah tiba di puncak Borobudur yang melambangkan nirwana ini. Sebuah keunikan ketika anda melihat sunrise di Borobudur adalah bahwa matahari seolah datang dari celah antara dua gunung, yaitu Merapi yang menjadi salah satu gunung teraktif di dunia dan Merbabu yang sering disebut kembarannya.
Saat Merapi tengah aktif mengeluarkan lava pijarnya dan kabut tak menutupi, anda bisa melihat guguran lava pijar yang menuju hulu Kali Krasak. Warna lava pijar yang merah membara akan tampak sangat terang, menjadi kontras dengan warna langit yang masih gelap. Januari 2006 lalu, puluhan wisatawan menikmati pemandangan ini dan di tengah aktivitas Merapi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, anda tentu berpeluang untuk menikmatinya juga.
Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah desa-desa sekitar Borobudur yang akan tampak bila anda menatap ke bawah. Di desa-desa sekitar itulah, hingga kini pertanian dan kesenian tetap berkembang, setidaknya bisa membantu anda membayangkan kondisi desa sekitar saat candi ini didirikan. Bila kabut tebal sedang menyelimuti, anda masih bisa melihat pepohonan tinggi berwarna hijau yang muncul dari permukaan kabut.
Setiap gerak gerik matahari dapat direkam dari seberapa terang berkas sinar yang menerpa stupa Sang Budha. Kian tinggi matahari, stupa Sang Budha pun semakin terlihat terang, mengubah warna yang semula terlihat hitam menjadi abu-abu cerah. Bila memiliki kamera yang cukup bagus merekam gambar, anda bisa mengabadikan momen saat seberkas sinar matahari menerpa stupa Sang Budha dan membuat satu bagian stupa tersebut lebih terang dari bagian lain.
Saat panas matahari mulai menyengat, itulah saatnya anda mesti turun candi. Namun, jangan khawatir, anda masih bisa mengelilingi desa-desa sekitar Borobudur yang semula hanya bisa dilihat dari atas. Beberapa desa kini ditetapkan sebagai desa wisata. Anda bisa menyaksikan kesibukan penduduk bertani, membuat tembikar, memahat patung dan berbagai aktivitas lainnya. Kehadiran anda di desa itu setidaknya bisa memberi harapan bagi para penduduk yang kini kian sulit menjalani hidup.
Artikel ini dari website http://www.yogyes.com
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2006 YogYES.COM
HOTEL MANOHARA
Borobudur Temple Tourism Complex
Magelang, Central Java, Indonesia
Phone: +62 293 788131, +62 293 788680
Fax: +62 293 788679
Shortcut URL:
http://www.yogyes.com/manohara
0 komentar
Posting Komentar