1. PENDAHULUAN
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 km2 atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2050’-3019’ Lintang Utara dan 97055’-98038’ Bujur Timur. Kabupaten Karo berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi NAD)
Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil produk pertanian dan juga sebagai Daerah Tujuan Wisata di Indonesia dengan Kota Berastagi sebagai pusat Kepariwisataan berjarak 66 Km dari Kota Medan (Bandara Polonia Medan) dan 11 Km dari Kota Kabanjahe sebagai Pusat Pemerintahan.
Potensi Obyek Wisata Kabupaten Karo :
- Obyek Wisata Alam : Alam Pegunungan, Hutan Raya, Air Terjun. Danau, Air Panas Alama dan Gua.
- Obyek wisata Budaya : Rumah Tradisional Karo, Kesenian Budaya Tradisional Karo, Upacara Ritual dan Pesta Tahunan.
- Obyek wisata peninggalan Sejarah : Museum Karo Lingga, Peninggalan Meriam Putri Hijau, Peninggalan Bangunan Arsitektur Zaman Belanda
- Agro Wisata : Perkebunan Jeruk, tanaman bunga bungaan dan sayur sayuran
Kota Berastagi sebagai pusat Kepariwisataan Karo memiliki aksesibilitas sangat baik, wisatawan dapat mengunjunginya menggunakan bus ukuran besar. Kota Berastagi juga memiliki sarana akomodasi dan restoran yang sangat memadai dan fasilitas umum seperti station bus, sarana komunikasi, sarana kesehatan, perbankan, Money Changer.
Berastagi juga terletak pada posisi strategis di jalan utama yang menghubungkan Kota Medan dengan Parapat (Simalungun) atau Taman Iman (Dairi), jadi kota ini juga merupakan pintu gerbang perjalanan wisata ke obyek wisata lainnya di Sumatera Utara.
2. OBYEK OBYEK WISATA
GUNUNG BERAPI SIBAYAK
Gunung Berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 M dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif magma dan pemandangan yang indah dan menawan.
Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Desa Jaranguda (1,5 Km dari berastagi) dan Desa Semangat Gunung (12 km dari Berastagi).
Untuk mendaki gunung ini melalui jalan setapak dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.
Gunung ini telah memiliki jalan aspal sampai ke puncaknya, saat ini kita dapat mencapai puncak gunung dengan kendaraan 4 WD sampai di Bukit Kapur dan melakukan pendakian ke puncak dengan waktu tempuh 30 menit.
GUNUNG BERAPI SINABUNG
Gunung Berapi Sinabung terdapat di Desa Kuta Gugung kecamatan Naman Teran memiliki ketinggian 2.417 meter dari permukaan laut.
Pendakian melewati belantara tropis dan tebing yang penuh dengan tantangan. Sepanjang jalan pendakian kita akan menemukan berbagai tumbuhan langka , pohon berumur ratusan tahun dan satwa liar yang masih hidup bebas tanpa gangguan manusia. Di puncak gunung terdapat hamparan untuk tempat berkemah, dari puncak gunung ini kita dapat memandang ke seluruh wilayah Kabupaten Karo bahkan sampai wilayah Dairi, Simalungun dan Langkat.
Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Obyek Wisata Lau Kawar dan Desa Mardingding
Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian Gunung Sinabung 30 km. Pendakian dari Desa Lau Kawar dan Desa Mardingding memakan waktu ± 4 jam
BUKIT GUNDALING
Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang rindang dan bunga bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda.
Dari Puncak Bukit Gundaling terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota Berastagi ke Bukit Gundaling ± 2 km dapat menggunakan bus ukuran besar.
AIR TERJUN SIPISO PISO
Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang sawah dan ladang. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 35 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.
DANAU TOBA - TONGGING
Danau ini merupakan suatu keajiban karena berlokasi di atas dataran tinggi ± 800 m dari permukaan laut dan menduduki ranking ke dua sebagai danau terbesar didunia.
Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan air yang berwarna biru. Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km dapat menggunakan kendaraan bus ukuran sedang.
DANAU LAU KAWAR
Danau ini memiliki luas ± 20 ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu kayuan hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan seluas 3 ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan dari obyek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 27 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat yang melewati beberapa desa dan lahan pertanian.
LAU DEBUK DEBUK
Obyek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang. Pada waktu waktu tertentu ditemukan masyarakat mengadakan ritual seperti : Erpangir kulau (mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh roh jahat dan niat niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 10 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.
AIR PANAS SEMANGAT GUNUNG
Obyek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola secara profesional dalam bentuk kolam kolam renang yang suhunya berbeda beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal gatal dll. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 13 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.
TAHURA (
Obyek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas ± 8 ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai species kupu kupu langka. Di obyek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 5 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar.
GUA LIANG DAHAR
Gua Liang Dahar mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing masing 500 m2, 400 m2, 300 m2 serta ruang ukuran kecil lainnya. Didalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan diatas dinding guat terdapat sarang burung layang layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki ± 30 menit.
GUA LING LING GARA
Gua ini mempunyai keunikan alam, yang mana didalamnya terdapat kursi dan meja terbentuk dari proses alam. Pada masa lalu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat perlindungan para pemburu dari kejaran binatang liar. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 100 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar dan dari Desa Marding ding berjalan kaki 1 jam.
AIR TERJUN SIKULIKAP
Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 m menghasilkan bunyi alam yang syahdu, dikelilingi hutan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadakala berteriak bersahut sahutan. Disekitar lokasi ini terdapat kupu kupuan berwarna warni. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 11 km, namun apabila langsung dari Kota Medan dapat singgah di jalan raya dengan berjalan kaki sejauh 800 m.
AIR TERJUN BELINGKING
Air terjun ini berbeda dengan air terjun lainnya, karena jatuhan airnya bertingkat tiga dengan ketinggian jatuh keseluruhan 100 m dan berlokasi dekat dengan perkampungan penduduk. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 45 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat.
OBYEK WISATA BUDAYA
DESA BUDAYA LINGGA. PECEREN, DOKAN
Di Desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dihuni oleh 8 Kepala Keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tentram. Bahan bangunan rumah tradisional inidari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu.
Ketiga desa budaya ini mudah dicapai Bus Pariwisata :
- Desa Budaya Lingga 15 km dari Berastagi
- Desa Budaya Dokan 23 km dari Berastagi
- Desa Budaya Peceren 1 km dari Berastagi
ATRAKSI BUDAYA
GURO RURO ARON
Secara rutin setiap tahunnya dilaksanakan kegiatan kesenian tradisional Karo yaitu Guro Guro Aron yang dilaksanakan pada waktu turun ke ladang/sawah dan setelah panen di desa desa Kecamatan Simpang Empat, Munthe, Tiga Binanga, Juhar, Payung, Kuta Buluh, Tiga Panah, Lau Baleng yang tujuannya agar tanaman tumbuh dengan subur dan panen melimpah ruah serta bersilaturahmi antar keluarga. Guro guro aron merpakan atraksi gendang tradisional karo dan sepasang penyanyi dan penari 5 (
ERPANGIR KU LAU
Pada masa lalu Kebudayaan Erpangir Ku Lau merupakan kegiatan Sakral bagi masyarakat Suku Karo, yaitu mandi ke sungai dengan memberi sesajen agar kelak di kemudian hari diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Acara Erpangir Ku Lau samapi saat ini masih ada di beberapa tempat yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yag dibuat oleh roh roh jahat.
PERUMAH BEGU
Perumah Begu merupakan kegiatan budaya dimana seorang dukun mampu memanggil kembali roh roh leluhur ke dalam jiwa raganya. Hal ini dilaksanakan untuk berkomunikasi kembali guna mengetahui keadaan leluhur di alam baka dan sekaligus melepaskan rindu. Kegiatan ini masih ditemui di beberapa tempat secara isidentil.
PENINGGALAN SEJARAH PUNTUNGAN MERIAM PUTRI HIJAU
Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai magic dan setiap tahun dibersihkan serta diberi sesajen (upah) atau cibal cibal oleh masyarakat setempat. Jarak dari Kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 km dan ke Desa Seberaya 7 km. Untuk mengunjungi obyek wisata ini dapat menggunakan kendaraan ukuran besar dan transportasi bus umum.
2. PERAN SERTA PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA TERHADAP KEPARIWISATAAN KAB. KARO
Memasuki era globalisasi dan era Otonomi Daerah, tentunya Pemerintah Daerah dapat mengerahkan segala kekuatan dan keunggulan yang dimilikinya untuk dapat mensejahterakan rakyatnya, untuk itu dibutuhkan kesiapan dan kesigapan sumber daya manusia aparatur pemerintah dan masyarakat yang handal guna mengembangkan segala potensi yang ada.
Program Pembangunan Kab. Karo 2006 – 2010 menitik beratkan sektor Pariwisata sebagai sektor andalan sesudah Sektor Pertanian.
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo menyadari akan tantangan yang akan dihadapi, dituntut untuk lebih bekerja keras guna menggali dan mengembangan potensi pariwisata. Melalui visi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kab. Karo 2006 – 2010 “ TERWUJUDNYA KABUPATEN KARO SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA UTAMA, BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG BERLANDASKAN NILAI NILAI BUDAYA KARO “ kiranya bagi kami sebagai pedoman dalam pengembangan Kepariwisataan Kab. Karo.
Dalam memberhasilkan visi dan misi tersebut diatas, bukan semata mata dilaksanakan oleh aparatur pemerintah saja melainkan dituntut keterlibatan sektor swasta dan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan. Mengingat Pariwisata merupakan lintas sektoral yang artinya kegiatan pariwisata relatif dalam bentuk koordinasi dengan dinas terkait.
Keterlibatan sektor swasta pariwisata dan masyarakat dalam pembangunan merupakan kemitraan yang mutlak dilaksanakan.